Catatan Kecil Seorang Engineer
0 Komentar
• 0 Komentar
• 0 Komentar
Sudah hampir 4 bulan saya bekerja di Kejaksaan Agung RI di Jakarta, sudah sepersekian macam orang yang sudah saya temui selama di Jakarta. Mulai dari teman kos, tetangga kos, orang luar kantor, dan orang di dalam kantor. Mulai dari laki-laki, wanita, bapak-bapak, ibu-ibu, tua - muda beberapa sudah saya ajak mengobrol. Melihat beliau - beliau bercerita dan mengobrol membuat saya semakin tersadar, bahwa indahnya keberagaman sifat & sikap seseorang andai kita bisa mengerti mereka satu per satu.
Berat rasanya saat pertama kali ingin mengajak orang yang tak pernah kita kenal, untuk mengobrol bersama kita. Tapi perlahan rasa itu berubah menjadi ringan saat kita mulai sering bertemu dengan banyak orang. Saat di Kampus ITS Surabaya dulu saat pengkaderan saya sudah diajarkan bagaimana seorang mahasiswa harus bersikap dengan seniornya, dengan dosen dan orang lain. Bagaimana menjalani peran dan fungsi mahasiswa, dan berhubung saya sudah bekerja juga, apalagi di Instansi Kejaksaan Agung RI maka saya merubah sedikit paradigma hidup saya sebagai :
1. Agent Of Change
Seorang Adhiyaksa dituntut untuk menjadikan dirinya sebagai garda terdepan dalam perubahan lingkungan sekitarnya apabila telah terjadi pergeseran nilai-nilai masyarakat. Sebagai insan Adhiyaksa yang setia dan sempurna melaksanakan tugas & kewajibannya akan selalu berpikir secara ilmiah dalam mencari kebenaran untuk suatu perubahan besar bagi dirinya dan orang banyak.
• 0 Komentar
• BUDAYA / TRADISI DAN KEKOMPAKAN
Sumber gambar : http://www.gudangkesehatan.com/wp-content/uploads/2014/07/prilaku-orang.jpg
Telah lama tradisi yang membuat indonesia menjadi satu, perbedaan tak lagi menjadi pemicu perpecahan. Bhinneka Tunggal Ika jelas - jelas telah menunjukkan eksistensi Indonesia dengan keberagaman budaya/tradisi, suku/ras, agama, dan lain - lain sebagai pemersatu bangsa.
Budaya / tradisi itu ada karena adanya kebersamaan, kekompakan, maupun kesamaan visi & misi. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya untuk menjaga, melestarikan dan membangun budaya yang sudah ada menjadi lebih kuat dan lebih kokoh, untuk menghadapi globalisasi ini.
Namun, kita juga harus waspada pada budaya/tradisi jelek yang dapat menggerogoti martabat bangsa kita sendiri. Lihatlah indonesia berada pada peringkat 107 dunia berdasarkan Index pada Transparency International, tidak ingin kah kita generasi penerus membuat bangsa ini berada di PERINGKAT 1 Dunia ???
• 0 Komentar
Budaya / Tradisi Dan Kekompakan
Budaya / Tradisi dan Kekompakan
Telah lama tradisi yang membuat indonesia menjadi satu, perbedaan tak lagi menjadi pemicu perpecahan. Bhinneka Tunggal Ika jelas – jelas telah menunjukkan eksistensi Indonesia dengan keberagaman budaya/tradisi, suku/ras, agama, dan lain – lain sebagai pemersatu bangsa.
Budaya / tradisi itu ada karena adanya kebersamaan, kekompakan, maupun kesamaan visi & misi. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya untuk menjaga, melestarikan dan membangun budaya yang sudah ada menjadi lebih kuat dan lebih kokoh, untuk menghadapi globalisasi ini.
Namun, kita juga harus waspada pada budaya/tradisi jelek yang dapat menggerogoti martabat bangsa kita sendiri. Lihatlah indonesia berada pada peringkat 107 dunia berdasarkan Index pada Transparency International, tidak ingin kah kita generasi penerus membuat bangsa ini berada di PERINGKAT 1 Dunia ???
SABAR ITU ILMU TINGKAT TINGGI
Sumber Gambar : http://lucugambar.com/wp-content/uploads/2014/04/gambar-kartun-muslim-pria-berdoa-sedih-392x555.jpg
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan selalu berhadapan dengan salah satu RASA ini. Rasa yang bila tidak kita kontrol, maka akan menjadi sebuah reaksi berantai munculnya rasa & sikap yang negatif mulai dari perasaan jengkel hingga menumbuhkan benih-benih permusuhan antar sesama, menumbuhkan emosi yang berlebihan yang akan menjadi efek negatif bagi diri sendiri dan orang lain.
Apalagi tinggal di Jakarta, yang mungkin teman-teman pembaca sudah tahu rasanya di Jakarta bagaimana. Mulai dari kemacetan dimana-mana, sifat & sikap orang-orangnya di jalan, dan banyak hal yang mungkin bisa memancing emosi dan amarah kita.
Seperti halnya perjalanan mengarungi Lautan, kita telah berada di tengah-tengah lautan yang luas. Dermaga sudah jauh tertutup kabut, dan tujuan belum terlihat sepanjang mata melihat. Kita tak tahu badai apa yang akan menerjang kita di depan, ujian & cobaan apa yang akan menimpa kita, yang bisa membuat kita khawatir, kebingugan dan RAGU dan pada Akhirnya terbayang pertanyaan, Apakah jalan yang kita lalui sudah Benar ?
Berat Dan Ringan itu Relatif Dalam Bekerja
Sumber Gambar : http://www.salamdakwah.com/uploads/dirimg_artikel/mib_201403241009097614_Timbasngan.jpg
Berat rasanya saat pertama kali ingin mengajak orang yang tak pernah kita kenal, untuk mengobrol bersama kita. Tapi perlahan rasa itu berubah menjadi ringan saat kita mulai sering bertemu dengan banyak orang. Saat di Kampus ITS Surabaya dulu saat pengkaderan saya sudah diajarkan bagaimana seorang mahasiswa harus bersikap dengan seniornya, dengan dosen dan orang lain. Bagaimana menjalani peran dan fungsi mahasiswa, dan berhubung saya sudah bekerja juga, apalagi di Instansi Kejaksaan Agung RI maka saya merubah sedikit paradigma hidup saya sebagai :
1. Agent Of Change
Seorang Adhiyaksa dituntut untuk menjadikan dirinya sebagai garda terdepan dalam perubahan lingkungan sekitarnya apabila telah terjadi pergeseran nilai-nilai masyarakat. Sebagai insan Adhiyaksa yang setia dan sempurna melaksanakan tugas & kewajibannya akan selalu berpikir secara ilmiah dalam mencari kebenaran untuk suatu perubahan besar bagi dirinya dan orang banyak.
PERAN AKTIF PEMUDA DALAM MENGHINDARI NARKOBA
Berdasarkan data dari Puslitkes UI dan BNN pada tahun 2011, angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai prevalensi 2,2% dari penduduk berusia 10 s/d 59 tahun, atau setara dengan 3,8 juta jiwa di tahun 2011. Masih di tahun 2011 jumlah pengguna narkoba sebanyak 1088 lebih banyak dari 5 tahun sebelumnya. Lihat saja grafik dari BNN jumlah pengguna yang menjalani terapi dan rehabilitasi dibawah ini.
Grafik diatas adalah pengguna yang telah menjalani rehabilitasi di BNN, ini masih belum termasuk pengguna yang “luput” dari pantauan BNN sampai dengan tahun 2014 ini. Miris sekali saat melihat grafik diatas didominasi remaja dan anak muda. Dimana mereka adalah aset negara, mereka adalah generasi penerus bangsa, dan calon pemimpin untuk Indonesia ini. Apa jadinya Indonesia kalau generasi penerusnya masuk kedalam jurang Narkoba, dengan persaingan global yang ketat dan kemajuan teknologi yang pesat, bisa-bisa Indonesia malah dijajah kembali oleh para penjajah.
Melihat kenyataan yang terjadi saat ini, dan dampak negatifnya yang amat besar di kemudian hari, para remaja dan anak muda sebagai pelajar dan mahasiswa harus sama – sama memusuhi narkoba, sebagai calon generasi pemimpin sudah sepatutnya untuk memerangi narkoba demi menjaga kualitas generasi penerus selanjutnya.
subscribe via RSS