LEBIH DULU MANA KEYAKINAN DENGAN KEBENARAN
Keyakinan adalah sesuatu yang menurut kita benar, baik didapat dari dogma atau didapat dari berpikir kritis sekalipun. Jadi keyakinan dan dogma itu berbeda. Dogma merupakan salah satu cara untuk membentuk keyakinan dalam diri kita. Cara yang lain adalah berpikir yang menurut kita benar, sehingga membentuk keyakinan. Atau bisa saja kita dapatkan dari keduanya, kita yakin dengan sesuatu secara dogma dan kita ikuti keyakinan tersebut dengan pikiran kritis kita atas sesuatu tersebut. Secara lebih jelasnya, bahwa keyakinan itu terbentuk dalam 3 cara, yaitu:
1. Keyakinan dengan dogma, keyakinan ini kita dapat dari orang tua, dari guru agama, dari ceramah ceramah, kemudian kita serap informasi tersebut tanpa kita pikirkan terlebih dahulu.
2. Keyakinan dengan kajian, keyakinan ini kita dapat dengan mengkaji informasi yang masuk kepada kita, kita sesuaikan dengan cara berpikir logis kita, kita saring dengan metode berpikir kita. Jadi informasi mengenai dogma akan secara tidak sadar kita kritisi dengan apa yang terlebih dahulu sudah ada dalam pikiran kita yang menurut kita benar.
3. Keyakinan dengan dogma dan kajian, keyakinan ini merupakan kombinasi antara dogma dengan berpikir kritis. Ada hal-hal yang kita belum mempunyai dasar untuk mengkritisi sehingga kita menerimanya sebagai dogma, dan ada hal-hal yang memang dapat kita kritisi karena adanya informasi dalam pikiran kita sebelumnya yang kita anggap benar.(http://agama.kompasiana.com/2011/01/18/keyakinan-itu-kebenaran-antara-dogma-dan-logika/)
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyek. Kebenaran adalah lawan dari kekeliruan yang merupakan obyek dan pengetahuan tidak sesuai.Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyek, yakni pengetahuan yang obyektif. Karena suatu obyek memiliki banyak aspek, maka sulit untuk mencakup keseluruhan aspek (mencoba meliputi seluruh kebenaran dari obyek tersebut). Salah satu cara sederhana untuk mempelajari suatu subjek adalah menentukan segala sesuatu yang bisa benar atau salah, termasuk pernyataan, proposisi, kepercayaan, kalimat, dan pemikiran, meski banyak perdebatan diantara Teologiwan,filsuf, dan ahli logika.(Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.5)
Pertanyaan "LEBIH DULU MANA KEYAKINAN DAN KEBENARAN ?" dilontar begitu saja ketika saya beranjak duduk selepas kuliah diwarung milik pak kos saya. Beliau berucap sekali lagi "Ko, lebih dulu mana keyakinan dan kebenaran ?". Secara otomatis pikiran saya teringat pada kisah pencarian kebenaran oleh seorang bernama SALMAN AL-FARISI, sosok seorang pencari kebenaran, yang demi pencariannya beliau rela meninggalkan tanah kelahirannya, kedua orang tuanya, dan bahkan agamanya yakni MAJUSI. Majusi adalah suatu agama atau kepercayaan yang mengagungkan api sebagai sesembahan atau Tuhan.
Setelah mengingat kembali kisah SALMAN AL-FARISI, seketika itu saya menjawab pertanyaan pak kos saya, "KEBENARAN" adalah yang pertama dari sebuah keyakinan, "keyakinan akan menjadi kosong tanpa mempercayai kebenaran",kataku. Suatu keyakinan belum tentu kebenaran, dan suatu kebenaran belum tentu semua orang meyakininya, kebenaran itu sendiri adalah datang dari Allah SWT,istilahnya "Kebenaran yang Hakiki" yaitu kebenaran yang datang dari Allah SWT, itulah menurut keyakinan kita.
Begitu juga dengan para pendapat pada topik diatas, mengenai keyakinan dan kebenaran. Jadi, LEBIH DULU MANA KEYAKINAN DAN KEBENARAN MENURUT ANDA ?